Sosok hantu penghisap darah sudah mendunia, mulai dari vampir hingga drakula. Konon kabarnya darah bisa membuat para vampir dan drakula tetap awet muda. Agaknya kabar ini sekarang memiliki landasan ilmiah yang jelas, sebab darah terbukti secara ilmiah dapat meremajakan otak.
Laboratorium dari Tony Wyss-Coray di Stanford mempelajari penyebab penuaan otak. Ilmuwan dari Wyss-Coray menggunakan teknik parabiosis untuk melihat apakah ada sesuatu di dalam darah yang bisa mengatur proses penuaan otak. Parabiosis adalah teknik bedah yang menghubungkan sistem peredaran darah dari dua tikus.
"Dengan cara ini, kita bisa meneliti efek dari darah tikus tua pada otak tikus muda, dan sebaliknya," kata Saul Villeda, PhD, peneliti di laboratorium Wyss-Coray yang memimpin penelitian seperti dilansir Scienceblog.com, Kamis (10/5/2012).
Teknik ini menghubungkan darah dari 2 ekor tikus yang berbeda dan mengotak-atiknya sehingga menjadi seolah-olah seperti kembar siam. Peneliti menghubungkan darah dari tikus tua dengan tikus muda dan tikus tua dengan sesama tikus tua. Ketika darah dari tikus tua dihubungkan dengan tikus tua, tidak ada hal yang terjadi.
Tetapi ketika menghubungkan darah tikus muda dengan tikus tua, otak tikus tua mulai berperilaku seperti saat masih muda. Sel-sel batang otak yang biasanya lambat berproses pada tikus tua kemudian menjadi aktif lagi. Proses neurogenesis atau pembentukan neuron baru juga semakin meningkat pada otak tua.
Namun dampak sebaliknya terjadi pada tikus muda yang menerima darah tua, yaitu fungsi kognitifnya menurun. Pengukuran fungsi kognitif dilakukan lewat pengujian tes labirin dan uji plastisitas saraf sinaptik.
Faktor darah ini nampaknya berperan penting dalam proses penuaan. 1 dari 6 zat yang berhasil diidentifikasi adalah MCP-1, zat kimia yang dijumpai terkandung dalam darah tikus dan manusia. Zat ini dapat menarik sel-sel kekebalan yang disebut makrofag.
0 comments:
Post a Comment